Status Palsu, Lucu, Haru-Biru dan Menggebu-Gebu

Beberapa status di facebook yang asyik-asyik, lucu dan serius. Karenanya, catatan ini nggak penting-penting amat untuk dibaca. Ngabisin waktu.
Pemilik akun ini mungkin tipikal orang yang sholeh, sehingga statusnya selalu berisi ungkapan-ungkapan seperti ini:
Liqo Terus Alhamdulillah ya Allah, tak putus-putusnya syukur ini kupanjatkan kepada MU. Murahkan jugalah rezeki kami ya Allah….
Entah ini kesalahan PLN atau bukan, yang jelas status seperti ini sering muncul:
Ngomel Saja Nasib........depok mati lampu..
Atau seperti ini:
Berkalam Berkelijik Sialan neh PLN, gua dikerjain mulu…! Entah ditujukan ke siapa (mungkin suaminya):
Remis Sudah Coba kau bayangkan........ Apa salahku. Khan sudah kubilang???????
Manusia satu ini mungkin sudah bosan kerja, mungkin pingin buru-buru libur, hingga mengadu ke statusnya:
Gubraaaak Girl percakapan imajiner antara saya dan bos. saya:bos mau izin ampe tahun baru ya,nanggung//bos:silahkan mba Gubraaak,selamat bersenang2 ya!//saya:makasih boss... (ah terlalu imajiner)
Hahaha…., barangkali semalaman habis lembur atau “lembur”. Tak ayal pagi-pagi ngomel mempresentasikan badannya yang pegal-pegal sekujur tubuh. Tapi siapa tahu ini caranya memanas-manasi temannya yang belum kawin biar tergiur segera menikah:
Materai 6000 ....rangkik-rangkik badan sado alah he.... Tapi asyik kok!
Boleh juga dong ngasih tahu mau nginap (atau sekedar lewat?) di hotel terkenal:
Putri Jalan Terus Hoowaaaah….lagi Di Atas Jalan menuju Hotel Bintang Lima yang roomboy-nya ganteng-ganteng. Cihuuy…hebat ‘kan gue?
Nah, status yang ini selalu menyenangkan dan memberi kita kalimat-kalimat puitis penuh makna. Walaupun si pemilik status bukan penyair yang diakui “Asosiasi Penyair Betulan” atau belum disahkan oleh kritikus sastra:
Penggemar Kata : jambang yang menunggu kembang/ sementara hujan tak pernah singgah/ mimpi yang usang/ mereka-reka dengan mata bersimbah darah.
Banyak juga yang serius. Bapak satu ini mungkin seorang pengamat politik, karena statusnya melulu berhubungan dengan isu-isu hiruk-pikuk rimba perpolitikan nasional:
Tukang Kritik Buku berikutnya berjudul: "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century" oleh George Junus Aditjondro. Tidak tahu ini babak ke berapa. Apakah sudah masuk sudden death, injury time, atau pre-emptive strike? Kita tunggu....
Status yang serius ditanggapi beragam juga, ada komentar yang sangat serius, ada juga yang bercanda. Misalnya di bawah ini adalah contoh komen yang mengomeni status soal isu terbaru, entah informasi yang diberikan benar atau bodong kita tak tahu :
Penggemar Pak Tukang
Setuju Bang, saya udah baca, Nih cuplikannya :
Halaman 3
”Namun ada seorang kerabat Boedi dan Putera Sampoerna, yang tidak pernah memakai nama keluarga mereka. Namanya Sunaryo, seorang kolektor lukisan yang kaya raya, yang mengurusi pabrik kertas Esa Kertas milik keluarga Sampoerna di Singapura yang hampir bangkrut, dan sedang bermasalah dengan Bank Danamon....
Menurut sumber‐sumber penulis, sejak pertama terbit tahun 2006, Sunaryo mengalirkan dana Grup Sampoerna ke PT Media Nusa Perdana, penerbit harian Jurnal Nasional di Jakarta.
Perusahaan itu kini telah berkembang menjadi kelompok media cetak yang cukup besar, dengan harian Jurnal Bogor, majalah bulanan Arti, dan majalah dwimingguan Explo. Boleh jadi, dwimingguan ini merupakan sumber penghasilan utama perusahaan penerbitan ini, karena penuh iklan dari maskapai-maskapai migas dan alat‐alat berat penunjang eksplorasi migas dan mineral.
Secara tidak langsung, dwi‐mingguan Explo dapat dijadikan indikator, sikap Partai Demokrat – dan barangkali juga, Ketua Dewan Pembinanya – terhadap kebijakan‐kebijakan negara di bidang ESDM.
Misalnya dalam pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang tampaknya sangat dianjurkan oleh Redaksi Explo (lihat tulisan Noor Cholis,“PLTN Muria dan Hantu Chernobyl”, dalam Explo, 16‐31 Oktober 2008, hal. 106, serta berita tentang PLTN Iran yang siap beroperasi, September lalu dalam Explo, 1‐15 April 2009, hal. 79).
Pemimpin Umum harian Jurnas berturut‐turut dipegang oleh Asto Subroto (2006‐2007), Sonny (hanya beberapa bulan), dan N Syamsuddin Ch. Haesy (2007 sampai sekarang). Kedua pemimpin umum pertama bergelar Doktor dari IPB, dan termasuk pendiri Brighton Institute bersama SBY.
Selama tiga tahun pertama, ada dua orang fungsionaris PT Media Nusa Perdana yang diangkat oleh kelompok Sampoerna, yakni Ting Ananta Setiawan, sebagai Pemimpin Perusahaan, dan Rainerius Taufik sebagai Senior Finance Manager atau Manajer Utama Bisnis.
Dalam Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar PT Media Nusa Perdana, yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakartam 5 Maret 2007, namanya tercantum sebagai Direktur merangkap pemilik dan penanggungjawab.
Sementara itu, kesan bahwa perusahaan media ini terkait erat dengan Partai Demokrat tidak dapat dihindarkan, dengan duduknya.
Ramadhan Pohan, Ketua Bidang Pusat Informasi BAPPILU Partai Demokrat sebagai Pemimpin Redaksi harian Jurnal Nasional dan majalah Arti, serta Wakil Ketua Dewan Redaksi di majalah Explo.
Sebelum menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnas, Ramadhan Pohon merangkap sebagai Direktur Opini Publik & Studi Partai Politik Blora Center, think tank Partai Demokrat yang mengantar SBY ke kursi presidennya yang pertama.
Barangkali ini sebabnya, kalangan pengamat politik di Jakarta mencurigai bahwa dana kelompok Sampoerna juga mengalir ke Blora Center.
Soalnya, sebelum Jurnas terbit, Blora Center menerbitkan tabloid dwi‐mingguan Kabinet, yang menyoroti kinerja anggota‐anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Sementara itu, Ramadhan Pohan baru saja terpilih menjadi anggota DPR‐RI dari Fraksi Demokrat.

Aku Juga Penggemar Pak Tukang Lho Ah, Abang lebaayyyy......buku begituan ditanggapi. katanya buku sampah khan? sampah plastik apa sampah organik yaaa?
Masih banyak status dan komen yang lucu2 dan mengasyikkan. Yang jelas menikmati status dan komen2 tersebut membuat otak kita jadi lebih segar. Tapi ingat jangan terlalu diambil hati bila ada status yang serius banget. Nikmati saja. Biasa-biasa sajalah, jangan biasakan diri kita menjadi manusia reaktif dan suka marah. Belum tentu apa yang dibeberkan benar.
Catatan ini hanya iseng2 doang, nama pemilik status bukan nama sebenarnya.
Redaksi TNCMedia

Support media ini via Bank Rakyat Indonesia (BRI)- 701001002365501 atau melalui Bank OCBC NISP - 669810000697

Posting Komentar

Silakan Berkomentar di Sini:

Lebih baru Lebih lama